Pergelangan tangan Tresa terpotong tanpa dia sadari. Bola matanya terbelalak seakan hendak keluar, detik berikutnya dia segera berteriak parau menahan rasa sakit yang amat menyiksa. Tangannya yang lain memegang pergelangan tangan yang sudah tidak ada pada tempatnya.
Darah segar mengucur dari ujung pergelangan tangan Tresa. Wajahnya pucat seketika, darah pada wajahnya seakan menghilang. Suara teriakan terus dikeluarkan membuat bising suasana yang sebelumnya tenang.
Sementara Revan yang sudah tidak memiliki kekuatan, langsung tidak sadarkan diri setelah menyaksikan pemandangan tersebut. Meskipun singkat, dia sempat melihat pergerakan apa yang dilakukan oleh Traka ketika menebas tangan Tresa.
Bukan karena kecepatan tangan yang membuat pergerakan Traka sulit untuk diikuti. Melainkan karena dia memiliki kemampuan untuk memperlambat waktu yang ada di sekitarnya. Revan menyadari terdapat jarak yang dapat dimanipulasi Traka.