Pada saat Aarav menyentuh pedang yang tergeletak tak jauh dari tempatnya berdiri. Tresa justru tersenyum lebar melihat hal tersebut. Seakan terdapat maksud tersembunyi dari senyuman yang saat ini dikeluarkan oleh Tresa.
"Matilah kau," ucap Tresa begitu Aarav mengangkat pedang miliknya. "Tidak akan ada yang bisa selamat jika memegang pedang tersebut kecuali diriku!"
Tangan Aarav semakin dekat untuk dapat memegang pedang Tresa. Seakan tidak ada rasa takut, dia terus saja meneruskan apa yang akan dilakukan. Padahal dia mendengar Tresa berkata, pedang tersebut akan membunuh siapa pun yang memegangnya. Hanya dialah yang dapat mengendalikan pedang tersebut.
"Dasar, tukang pamer," batin Aarav mengernyitkan kening. "Kau pikir bisa memegang pedang ini adalah sesuatu yang istimewa? Akan kuperlihatkan padamu, siapa pemegang pedang yang sebenarnya."