Revan terus mengunyah setiap inci makanan yang masuk ke dalam mulutnya. Detik berikutnya, raut wajah yang menahan rasa menjijikkan, tiba-tiba saja berubah menjadi ekspresi takjub. Bola mata hitamnya bergerak cepat, alisnya menyatu di atas senyuman lebar.
"Apa yang sebenarnya kurasakan saat ini?" tanya Revan tersenyum lebar, dia sampai lupa untuk bernapas hingga hampir setengah menit. "Aku belum pernah merasakan makanan seenak ini!"
Tanpa membuang banyak waktu lagi, Revan segera memasukkan seluruh makanan yang ada di dalam bambu ke dalam mulut. Seperti kesetanan dengan kelezatan masakan yang baru saja disiapkan oleh Aarav.
Memandangi Revan yang begitu lahap dengan masakan yang dia buat, membuat sudut bibir Aarav tertarik ke atas. Senyuman lega terpancar pada wajah, menatap Revan yang terlihat sangat bahagia. Apalagi setelah kejadian mengerikan tersebut, tentu saja sudah menjadi tugas Aarav untuk menghiburnya.