"Jadi, apa yang harus kulakukan dari sekarang?" tanya Aarav dengan tatapan mata penuh semangat membara. Tatapan mata yang tidak ingin dikalahkan oleh seseorang, tatapan mata yang menunjukkan sebuah ambisi akan suatu alasan.
Terdengar suara tawa kecil di dalam kepala Aarav. "Baiklah. Apa yang harus kau lakukan mulai dari sekarang adalah ..." Suara tersebut berhenti sebelum mengatakan keseluruhan.
"Aarav!" teriak Revan yang ada di samping tubuh Aarav sejak tadi. Tangannya terus saja menggerakkan tubuh Aarav, berusaha untuk membuatnya sadar dari lamunan. "Apa yang terjadi padamu! Cepatlah sadar sebelum terlamnat!"
Akhirnya, setelah berusaha begitu lama. Revan berhasil membuat Aarav tersadar dari lamunannya. Pandangan mata uang sebelumnya terlihat kosong, mulai kembali bercahaya. Detik berikutnya, Aarav mengangkat tangan untuk memegang pelipis kanan.