Selepas urusan Ica dan rena yang telah beres, Gea melihat tatapan Ika menghadap ke jalanan tadi terus saja terlihat datar.
"Ada apa, Bi Ika?" tanya Gea melihat asisten rumah tangganya dari kaca spion.
Sepanjang perjalanan menuju ke rumah untuk semengatar asisten rumah tangganya pulang, ika trlihat sedikit murung. Mamanya Rena memang sedari tadi masih memikirkan dirinya. Jika saja nasib berpihak baik padanya, ia tidak akan membiarkan anaknya hidup sederhana. Ia tau jika Rena menginginkan liburan seperti yang diutarakan Ica tadi.
"Kayaknya lagi banyak pikiran nih, Bi Ika. Sampai-sampai tidak menyahut," ujar Gea tapi tidak marah.
"Ah, iya, Nyonya?" tanya Ika panik.
Memang ia tidak mendengar sedari tadi pembicaraan majikannya itu. Ia jadi takut kaena merasa tidak sopan disana.
"Tiak ada apa-apa. Kamu mau ikut sama saya gak?"
"Kemana, Nyonya?"
"Kita ke restoran Pay. Kamu ikut saya makan siang disana,"
