Esya … dia … apa dia baik-baik saja? Bahkan saya meninggalkannya tanpa memastikan Alfaruk sudah pergi atau belum.
Kini hatinya mantap untuk kembali ke bumi, pastinya untuk mengunjungi gadis malang itu. Memastikannya lagi.
Halua lupa kalau dirinya tak bisa menembus rumah itu tanpa energi besar. Sedangkan energi besar sangar sulit di dapatkan. Bahkan waktunya tak sepadan dengan tugasnya untuk menjalankan kewajibannya sebagai malaikat maut dan penjaga Esya.
Dia terpental, sesaat terlihat beberapa luka goresan panjang di tubuh Halua. Lelaki itu meringis di tengah kesunyian halaman belakang.
"Kamu kenapa?" tanya seorang gadis yang berdiri, kini dia berjongkok untuk menyetarakan posisi mereka.
Halua menatap seseorang di depannya. Dia tersentak karena mendapati Esya yang tiba-tiba sudah ada di depannya.
"Oh, jangan takut. Ini saya, Esya." Dia tersenyum ramah seraya menangkup wajah tampan itu.