"Bukan orang-orang sirik, tapi lebih ke orang-orang kampung gak, sih? Soalnya, masa sekolah kita aja mereka gak tau!" sembur Karina.
Mereka terlihat marah, namun juga terlihat malu, dan pada akhirnya, orang-orang yang mengatai Karina dan Ara hanya bisa menutup mulutnya saja.
Beberapa menit kemudian, Bu Feliya datang dan memberitahu bahwa pertandingan selanjutnya akan segera dimulai. Karina menghirup oksigen sebanyak-banyaknya dan menuju ke tempat di mana pertandingan berlangsung.
Saat memasuki ruangan, raut wajah Ara dan Bu Feliya terlihat lebih tegang dari sebelumnya. Karina meneguk ludahnya susah payah. Sial, lawan mereka kali ini juga tak mudah. Lagi-lagi harus berhadapan dengan sekolahan elit membuat oksigen yang dihirupnya jadi terasa berkurang. Entah konspirasi atau malah mereka yang memang tidak beruntung. Pasalnya, SMA biasa seperti mereka harus menghadapi sekolah elit berturut-turut.
"Anak-anak! Seperti tadi, tolong berjuanglah!"