"Crush lo?" ulang cowok yang sekarang sedang memakai topi baret tersebut. Sepertinya itu memang konsep dari kedai permen kapas ini, karena bapak-bapak yang tadi juga memakainya.
Karina menganggukkan kepalanya. "Iya, dong! Kenapa, masalah?" sewotnya. Namun, cowok itu hanya mengangkat bahunya acuh.
Tak lama kemudian, 2 permen kapas khusus pesanan Karina jadi. Gadis itu membayarnya dan langsung meninggalkan kedai yang kini dipenuhi oleh para gadis —Karina tidak akan menyangkal bahwa Rain sangatlah tampan dalam balutan apa pun. Tak heran banyak gadis yang mencoba modus dengannya tetapi menggunakan dalih membeli permen kapas.
Karina tidak berlari-larian seperti saat pertama tadi, karena banyaknya orang yang berlalu-lalang sekarang. Namun, ia tetap berjalan cepat, tidak ingin membuat Ezra menunggunya lebih lama.
