Si kembar menertawakan kami. Kemudian, Stefan sedikit membungkuk ke arah meja yang kami tempati. Dia meletakkan sebelah tangannya di meja dan menghadapku, kemudian dia mengangkat pelan daguku yang tadinya melihat ke arah lain, kini harus menatapnya lekat. Aku yakin bahwa pipiku menjadi lebih merah dari sebelumnya. Terbukti dari rasa panas yang semakin menjalar. Dia menyeringai, dengan tatapan yang terlihat liar. Aku bergidik dibuatnya.
"Aku mulai menyukaimu, new girl. Kamu terlihat cukup imut saat tersipu," ujarnya. "Kamu harus mampir ke Tea Party Room saat jam klub nanti. Aku yakin kita akan bersenang-senang bersama."
Apa maksudnya dengan bersenang-senang? Aku menatapnya sebentar, tidak yakin dengan apa yang dia maksud; tapi aku tahu bahw Adia sedang menggodaku. Aku memalingkan wajah untuk melihat Axel dan berniat meminta tolong kepadanya. Tapi dia juga terlihat sibuk dengan Steiner, yang melakukan hal sama seperti kembarannya.