Setelah gadis yang berbicara dengan Ezra pergi, barulah Karina menghampiri cowok itu. Namun, sayangnya Ezra segera meninggalkan tempat itu dengan cepat, membuat Karina juga harus mempercepat langkahnya agar Ezra bisa terkejar.
Karina menyentuh bahu cowok itu, bermaksud untuk membuat Ezra berhenti karena seberapa keras pun Karina memanggilnya, cowok itu tidak menyahuti panggilannya sama sekali. Sepertinya dia sibuk dengan pemikirannya sendiri.
"Ezra—"
"Apa lagi, sih?" bentak cowok itu, Ezra. Dia menepis kasar tangan Karina. Gadis itu dapat merasakan tangannya yang perih, namun ada sesuatu yang lebih perih dari tangannya yang ditepis kasar itu. Ya ... itu adalah hatinya.
Karina menggigit bibirnya kuat-kuat, ia menggenggam tangannya yang tadi ditepis. Hatinya ngilu, apalagi saat melihat ekspresi wajah Ezra barusan. Itu pertama kalinya ia melihat ekspresi seperti itu di wajah orang yang disukainya. Ekspresi marah, kesal, terganggu, dan bahkan jijik.