Sementara Lia di panti asuhan, Deon berada di kamarnya sekarang. Ia menatap halaman asri rumah nenek dan kakeknya. Sepi. Tak ada adiknya yang bisa ia jahili. Tak ada adiknya yang bisa ia ajak bermain. Tak ada gadis manja yang merengek meminta es krim lagi kepadanya.
Deon merindukan semua momen itu. Momen dimana ia terus berdua kemana-mana bersama dengan adiknya. Menyita waktu demi bahagia bersama adiknya. Namun, secara tiba-tiba ia dipaksa berpisah dengan adiknya tanpa alasan yang kuat. Hanya karena adiknya adalah incaran dari pembunuh gila itu.
"Lia, kakak telat tak menyelamatkanmu dari sana. Tak ada kamu sekarang rasanya kakak rindu," keluh Deon pada dirinya sendiri.
Tes
Satu tetes air mata mengalir di pipinya. Ia merindukan adiknya yang manja dan menyebalkan itu. Gadis kecil itu selalu hebat membuatnya tersenyum dan tertawa setiap saat. Membuat ia selalu merindukannya setiap saat.