Beni, ya. Hidupnya lebih tenang sekarang saat ia sudah pergi ke Spanyol. Tak ada polisi, tak ada skandal, tak ada lelah setiap malam harus membantai ratusan manusia sampah baginya.
"Apa kau membawa yang kupesan?" tanya David saat ia telah kembali membawakan kopi Americano milik mereka berdua di food court hotel tersebut.
"Tentu saja, ada di tas. Kumasukan dalam box dan kulapisi lagi biar tak terdeteksi. Aman kok, tenang saja," jawab Beni santai.
"Ah baguslah, aku selalu percaya padamu. Oh ya, apa kau tak pernah mual kala membawa barang itu?" tanya David bingung.
Pasalnya, adik sepupunya ini jelas masih manusia. Tapi, memang pada dasarnya hatinya menyatu dengan iblis sehingga ia menjadi kejam dan kasar. Bahkan tak terkalahkan oleh siapapun.
"Ya.. Awalnya sih mual, tapi semenjak aku semakin tersiksa. Banyak bisikan merasuki tubuhku dan memintaku untuk melakukannya. Kupikir itu merupakan petuah, dan ya lihatlah.. Aku kaya tanpa mereka, aku tampan dan aku bebas," ujar Beni bangga.