Ujian kembali berlangsung, Liona kali ini jauh lebih fokus, tapi tak terelakkan isi hatinya merintih resah.
Namun, dia tidak bisa menyerah dengan mudah. Masa depannya yang sedang dipertaruhkan.
Sesekali Liona menoleh ke belakang, melihat siswa-siswi lain yang tampak kebingungan. Beberapa kali Liona melihat ada yang memijat pelipis, kepala, mencubit dahi sampai menjambak rambutnya sendiri secara sukarela rela.
Hiburan kecil bagi Liona yang bisa bersikap tenang saat kekacauan tengah melanda sekitarannya.
Bagas juga tampak kesusahan. Dia bahkan meletakkan bolpoin di sisi telinganya. Lalu menatap kosong layar komputer. Tidak ada sedikitpun raut wajah riang. Yang ada hanya lesu.
Beralih pada Nando, entah kenapa Liona tiba-tiba tertarik melihat wajah temannya itu.
Wajah yang biasanya membuat Liona kesal, tapi gemelut geli tiba-tiba hingga kala melihat wajah Nando yang tidak jauh berbeda dari yang lain. Bahkan lebih parah, si tukang kebut semalam itu benar-benar kelimpungan.