"Kayaknya Papi udah tidur deh, Li," ujar Arkan.
Sedari tadi Liona dan Arkan terus mengetuk pintu ruang kerja Papi tapi, gak kunjung ada jawaban.
"Belum. Papi mana pernah tidur sebelum jam satu pagi," sahut Liona tegas.
Papi kan gila kerja, walaupun dia berhasil mengurangi kadar pekerjaannya jika di hari Minggu, itu tidak menuntut kemungkinan dia akan benar-benar berhenti.
Ya tetap saja jika di hari kerja dia akan tetap membawa pekerjannya ke rumah supaya di hari Sabtu dan Minggu dia bisa beristirahat dengan Liona.
Itu juga supaya Liona tidak protes. Dia kan si penuntut janji banget.
"Yaudah coba panggil lagi," balas Arkan.
Kunci motor sudah di tangannya, jaket juga melekat di tubuhnya. Helm tinggal ambil di rak khusus tempat helm tapi, izin tak kunjung di dapat.
"Papi! Liona izin keluar sama Kak Arkan naik motor ya!" teriak Liona.
"Astaga! De, kencang banget sih. Bisa budeg telinga gue!" kesal Arkan.