Saat ini dia terus berjalan maju mundur mengelilingi kamarnya dengan perasaan gelisah. Dia terus saja memikirkan Gressylia dan kedua adiknya. Mereka sama sekali tidak bersalah, dia keluar dari dalam air hanya untuk menyelamatkan Gressylia dari berbagai tuduhan dari ayahnya.
"Ini salahku! Bagaimana bisa jadi seperti ini, kenapa ayah ada di sana saat aku keluar? Menyebalkan," gumam Putri Cerllynda yang gelisah tanpa henti, dia terus memainkan jemarinya dengan kaki yang terus melangkah di dalam kamarnya. Bahkan makanan hangat nan lezat yang Mina berikan sudah mendingin karena Putri Cerllynda sama sekali tidak menyentuhnya.
"Apa yang harus aku lakukan?"
Dia berhenti menatap langit malam yang dipenuhi oleh bintang. Dia melihat ke sekitar. Selanjutnya dia melirik ke jam dinding yang terus berdenting tanpa henti membelah kesunyian dalam kamar sang putri.
"Baiklah. Akan aku coba malam ini," gumamnya mulai membuat rencana untuk melepaskan Gressylia dan kedua adiknya dari dalam penjara.
Waktu berjalan terasa sangat lamban, dia sangat ingin waktu berputar lebih cepat agar dengan cepat pula membawa lukanya. Dia terus memandangi jam, juga sesekali melihat ke sekitarnya. Dia harus hati-hati dan tidak boleh gegabah, karena ini dapat menyebabkan kesalahan yang kemudian menimpa Gressylia.
Tepat saat jam sudah menunjukkan tengah malam. Putri Cerllynda berjalan santai keluar dari kamarnya. Dia melihat ke sekitar yang tetap ramai oleh para prajurit. Dia bertingkah biasa saja dan tetap seperti biasanya dia ada di kerajaan. Dia terus melangkah dengan tenang mendekati sebuah lorong di lantai utama. Hanya sedikit menggunakan kemampuannya menidurkan para penjaga di lorong itu, membuat mereka tidak sadar jika sang putri masuk ke dalam lorong sana.
Dia terus menyusuri lorong yang hanya disinari cahaya temaram dadi obor yang menempel di beberapa bagian dinding lorong tersebut. Lorong menuju ruangan bawah tanah ini cukup panjang meski tidak terlalu sempit pula. Akhirnya dia membuka satu pintu menuju penjara bawah tanah.
Putri Cerllynda mengibaskan lengannya membuat mereka semua tertidur begitu saja oleh kemampuannya yang diwarisi sang ayah. Dia dapat melihat di dua jeruji besi Gressylia dan kedua adiknya. Rana dan Rina, mereka masih terlalu kecil untuk mengalami semua ini.
"Tuan Putri," gumam Rana dan Rina yang melihat kedatangan sang putri, sedangkan Gressylia yang lelah itu tengah tertidur pulas sehingga tidak menyadari semua ini.
"Sssstt jangan bersuara, mereka masih dalam pengaruh selama 15 menit, setelahnya mereka akan bangun. Sekarang aku akan membebaskan kalian," ucap sang putri yang kini tengah mencari kunci di pinggang para penjaga.
"Kau di sini Cerllynda?"
Kali ini dia menoleh ke samping kanan, dj sana Gressylia terbangun. Mungkin karena mendengar suara-suara yang keluar dari lisan Cerllynda dan kedua adiknya.
"Aku di sini untukmu dan mereka, kalian tidak salah. Ini semua kesalahanku, maafkan aku Gress, aku meminta maaf padamu Gress. Sekarang, aku mohon pergilah bersamaku. Aku tidak ingin jauh dari mu dan aku ingin selalu ada di sampingku. Aku mohon Gress," ucap Putri Cerllynda yang memohon kepada Gressylia.
"Jangan lakukan hal sebodoh itu Tuan Putri, aku tahu kau tidak memiliki nyali sebanyak itu," ucap Gressylia sambil memandangi wajah Putri Cerllynda.
"Aku mohon bebaskan aku dari ayahku, bebaskan aku dari kegelapan ini Gress, aku sudah muak dengan semua hal yang sudah terjadi pada kita, dengan kejamnya dunia ini menghukum kita berdua. Aku mohon pergilah denganku," ucap Putri Cerllynda lagi berusaha memohon. Dia sudah tidak tahu apa yang harus dia lakukan sekarang.
"Aku sungguh-sungguh?"
Tentu saja Putri Cerllynda mengangguk dengan tegas, dia tidak ingin menyesali lagi perbuatannya yang salah ini dan terus membuat Gressylia kesulitan, meski demikian dia memang tetap membuat Gressylia kesulitan.
"Kita tidak punya banyak waktu, hanya ada 5 menit lagi untuk pergi dari kerajaan, Aku tahu cara mudah pergi dari penjara ini," ucap Putri Cerllynda yang langsung membuka gembok penjara Gressylia dan kedua adiknya.
"Ayo ke sini!" ucap Putri Cerllynda lahi mengajak mereka masuk ke lorong berikutnya. Di ujung lorong sana buntu, tidak ada pintu keluar dari penjara. Dengan tenang dia menempelkan telapak tangannya ke dinding ujung lorong tersebut. Seketika dinding itu menjadi sebuah pintu yang terbuka.
"Ayo masuk!" ajak sang putri. Mereka segera masuk ke pintu tersebut yang sudah terbuka.
"Hey!!!! Siapa di sana?" teriak seorang prajurit yang mendengar suara-suara dadi lorong.
Mereka sudah terbangun dan melihat-lihat. Walhasil dia melihat Putri Cerllynda dan ketiga tahanan itu melewati pintu rahasia yang tidak sembarang orang dapat membukanya.
"Berhenti di sana!"
Percuma, mereka sudah lolos san pintu itu telah tertutup, tidak pernah ada prajurit yang dapat membuka pintu tersebut. Karena mereka hanyalah orang biasa yang tidak memiliki kemampuan istimewa.
"Hey!!! Tahanan kita kabur!!!" teriak salah satu prajurit kepada teman-teman penjaga di penjara bawah tanah itu. Mereka langsung berhamburan mencari cara untuk menemukannya, tubuh mereka berkeringat karena merasa takut dengan Raja Carlin yang bisa saja memberi mereka hukuman karena tahanannya lolos dari penjara.
"Mereka semua sudah pergi. Pintu itu menembus langsung ke hutan yang di diami oleh para bandit. Mungkin mereka akan mati dimakan bandit," ucap penjaga lainnya.
"Baginda Raja Carlin pasti sangat marah dengan semua ini."
"Tuan Putri membuat kita semua tertidur dan tidak menyadari pergerakannya."
Kini, mereka semua sibuk membicarakan sang putri dan ketiga tahanan itu juga Raja Carlin.
"Ini semua terjadi karena Baginda Raja menentang hubungan mereka. Padahal, aku yakin pemuda itu baik," ucap yang lainnya yang kini mengutarakan argumennya.
"Kau menilai ya sekarang. Kau akan habis jika Baginda Raja mendengarnya!" hardik yang lainnya debgan disahuti jawan-kawannya.
Suasana kembali hening, mereka tidak dapat mengejar empat orang itu, apalagi mereka ada di hutan tempat tinggal bandit, di malam hari seperti Ini sangatlah menyeramkan.
"Tapi, jika dipikir-pikir benar juga yang kau katakan. Mereka cocok dan saling mencintai, aku rasa Baginda tengah terhasut oleh pangeran yang sombong seperti Pangeran Cardwell," timpal yang lainnya yang rupanya juga tidak menyukai sifat Pangeran Cardwell yang sombong santerlihat angkuh itu.
"Kita biarkan saja mereka kabur, aku dengar Gressylia itu pemuda yang hebat sehingga bandit saja tidak berani menyentuhnya, selama ini tidak ada bandit yang keluar dari hutan karena dia. Kau tahu kejadian kedua adiknya yang di sandera itu kan satu bulan lalu, itu sangat mengerikan. Aku rasa mereka akan baik-baik saja."
Semuanya mengangguk. Kini mereka mengambil resiko terberat yang pernah mereka lakukan, membantah sang raja yang selama ini selalu mereka patuhi perintahnya.