***
"Bangunlah."
Si Komandan Pasukan melepas kain hitam yang menutup seluruh kepala Evan sembari memerintahkan pemuda tersebut untuk bangun.
Evan sontak segera membuka kedua matanya tatkala mendapati cahaya begitu terang menyala dari arah kanan tubuhnya. Itu adalah cahaya pertama yang ia lihat selama dua hari perjalanan dari desa.
Matanya memicing dengan alis yang mengkerut pelan. Ia bisa melihat daratan yang gersang, penuh dengan pasir gurun yang sesekali berterbangan ditiup angin yang berhembus.
Si Komandan Pasukan membuka pintu sebelah kirinya, turun dengan anak tangga yang tersedia dan tampak menarik napas panjang, menikmati udara kering khas dari tempat kelahirannya.
"Kau. Keluarlah," pinta pria tersebut.
Evan tanpa membantah segera keluar dari dalam kereta kuda dan mendapati sesuatu yang mengejutkan matanya. Hal-hal yang menakjubkan berdiri di tempat ini, seperti memberitahu kalau mereka, ras iblis pun bisa mengatur tata letak kota sebegitu ciamik.