"Ada apa itu, Tuan Evan?" tanya Rishia.
Tangan remaja perempuan itu terus menggenggam baju Alfa yang berdiri di depannya. Dengan begitu, perasaannya akan lebih tenang daripada sebelumnya.
Ketiganya terus memerhatikan dengan penuh kehati-hatian terhadap dua orang dewasa yang sedang memeriksa semak-semak di dekat pohon besar.
"Aku pikir dia tidak akan berbahaya bagi kita," ucap Evan.
Pemuda itu segera membalikan badan seraya menyarungkan kembali pedang berwarna perak yang ia beli di toko senjata sebelum berangkat. Evan melangkah pasti mendekati anak-anak tercintanya untuk memastikan agar mereka tidak lagi ketakutan.
"Tadi itu apa, Tuan?" tanya Rishia, berwajah pucat putih.
Terlihat tangannya gemetar, keringat mulai mengucur deras dari ujung kepalanya. Vilas yang menyadari ketakutan teman satu pantinya mulai mengusap punggung perempuan tersebut, hanya itu satu-satunya cara yang ia tahu untuk menenangkan hati Rishia.