Rania terbangun karena punggungnya terasa pegal, Boy mengalihkan fokusnya kepada Rania yang baru saja bangun.
"Kamu kenapa?" tanya Boy dengan nada yang panik.
"Aku bosan, pinggang ku juga panas," jawab Rania.
"Aku panggil Dokter dulu," kata Boy yang akan pergi panggil Dokter. tapi Rania menahannya.
"Kenapa?" tanya Boy saat lengannya di tarik oleh Rania.
"Nggak perlu, aku mau jalan-jalan saja ke luar sebentar saja," jawab Rania.
"Kamu yakin kuat?" Boy menatap Rania seakan tidak tega jika harus duduk dan keluar kamar.
"Kuat," Rania meyakinkan Boy.
"Oke. Tapi pakai kursi roda saja," usul Boy.
"Iya," sahut Rania dengan senang.
"Aku ambil dulu kursi rodanya," kata Boy dengan lembut. Kali ini boy benar-benar sangat siaga untuk Rania. Beberapa detik kemudian Boy datang dengan kursi rodanya.
"Sini. Aku gendong," kata Boy yang bersiap untuk menggendong Rania.
"Jangan!" Rania menghentikan tangan Boy yang ingin menggendongnya.
"Kenapa?" tanya Boy yang nampak sangat kebingungan.