Sepulang dari kantor Rania tertidur di mobilnya saat perjalanan pulang, boy mengurangi kecepatan mobilnya agar Rania bisa tidur lebih lama. Rania benar-benar merasa dirinya lah satu-satunya yang akan memiliki boy seutuhnya. Tidak akan ada sesuatu yang mampu menggantikannya.
Boy merasa perasaanya benar-benar sudah tidak ingin beralih lagi kepada orang lain. Boy mengusap kening rania dan merapikan rambut yang menutupi wajah Rania.
"Sayang, tumbuh yang baik, sebentar lagi papa akan umumkan kalau kamu anak papa," bisik Boy kepada perut Rania.
Sesampainya di depan rumah Rania masih belum bangun juga, boy membuka dan menutup pintu mobilnya dengan pelan karena dia ingin menggendong Rania.
Karena semalaman tidak tidur dan barusan di unboxing suaminya Rania merasa kelelahan.
"Non Rania kenapa, pak?" tanya Sumi kepada boy yang sedang menggendong Ranai.
"Ssst!" Boy hanya berdesisis untuk memberitahu Sumi agar jangan berisik.
