Enam bulan berlalu. Hubungan antara Johan dan Rania belum diketahui oleh Boy. Johan yang mendapat kabar dari Rania akan menggelar acara tedak Siten buat Roy, meluangkan waktu untuk datang. Johan berniat untuk datang satu Minggu lebih awal karena dia ingin membantu kakak ipar dan keponakannya. Seketika esok hari dia memesan tiket untuk keberangkatannya.
"Kak, besok gue ke Surabaya ada urusan mendadak," kata Johan.
"Hem!" sahut Boy yang sedang duduk bersantai di depan televisi.
Johan menganggap itu sebuah jawaban persetujuan dari kakaknya. Keesokan harinya pagi-pagi buta Johan telah bersiap untuk berangkat ke bandara bersama Pak Burhan.
"Lo pagi-pagi banget berangkat nya?" tanya Boy yang baru pulang dari jogging.
"Iya, gue berangkat jam delapan," jawab Johan seraya melihat jam tangannya.
"Oh!" Boy menenggak segelas air mineral.
"Gue berangkat ya." Johan menarik kopernya dan menuju mobil yang telah menunggunya.