Keesokan harinya Boy masih termenung di dalam kamar hingga esok hari, Johan masih mencoba membujuknya tapi tidak membuahkan hasil. Berbeda dengan Rania dia sangat semangat melihat kehidupan di baru di depan matanya.
Tok.. tok.. tok..
Suara ketukan terdengar dari pintu rumah Rania.
"Mbak!" panggil seseorang dari luar rumah.
"Ya!" sahut Rania dari dalam rumah dan segera membuka pintu rumahnya.
"Mbak, ini ada sedikit makanan. Anggap saja sebagai tanda perkenalan kita," kata wanita pemilik kontrakan itu , dengan memberikan satu piring kue untuk Rania.
"Terima kasih, Bu."
"Panggil saja saya Bu Susi," kata wanita yang terlihat sangat Rama tersebut
"Baik, Bu Susi." Rania mengikuti perkataan wanita itu.
"Kalau begitu saya pergi dulu," kata wanita itu dan segera pergi dari rumah Rania.
Rania yang baru saja pindah ke Surabaya belum mendapatkan pekerjaan yang cocok untuk dirinya. Beberapa kali dia mencoba untuk melamar beberapa perusahaan namun masih belum ada yang memanggilnya.