"Ayo Kak, nanti Vero yang bayar!" teriak anak itu dengan semangatnya.
Lilyana menggeleng. "Tidak mau, kemarin aku muntah setelah makan. Untuk apa kamu kemari? Belajar sana!" usirnya.
"Ya sudah aku mau belajar, tapi aku minta tolong ajari ya. Otakku sudah panas sedari tadi dipaksa untuk berpikir!" rengek Vero persis seperti anak kecil.
Lilyana semakin maju, yang mana membuat semua orang yang menyaksikannya berteriak. Wanita itu tersenyum sembari memejamkan matanya, ia suka saat mendengar banyak orang yang mengkhawatirkan dirinya.
"Woy, Kak Lilyana buka matamu! Lihat aku punya jepitan baru! Apa ini bagus? Coba lihat kemari?" teriak Vero dengan suara yang amat lantang.
Lilyana tidak mau menghiraukannya, ia tetap memejamkan mata menikmati segarnya angin di siang hari.
Sedangkan orang-orang yang di bawah menatapnya ngeri, salah langkah sedikit saja maka nyawa wanita itu pasti akan tamat.
"Kak Lily, lihat! Aku punya ponsel baru, Papa membelikannya untukku. Kak!"