Lilyana langsung mendorong dada Jovan begitu mengingat jika ada Vero di belakang. Jovan yang mengerti melihat anaknya lewat kaca lewat spion dan bernafas lega saat melihat Vero tertidur lelap.
"Untung saja aku kelepasan saat dia sudah tertidur, jika tidak dia pasti akan mengamuk lagi," batin Jovan.
Lilyana menunduk, ia malu dan juga menyesal karena telah lepas kendali akibat perlakuan Jovan. Sedangkan Jovan sendiri tersenyum, ia sangat merindukan Lilyana. Pria itu mengangkat dagu Lilyana menggunakan tangan kanannya, Jovan mengusap bekas saliva yang tertinggal di bibir pucat nan dingin milik wanita iti.
"Ehmn, dia laki-laki atau perempuan?" tanya Jovan mencoba untuk mencairkan suasana, lagi pula ia juga ingin tahu jenis kelamin anaknya.
"A-aku tidak tahu, aku belum sempat memeriksakannya."
"Sudah minum vitaminmu, sepertinya kamu kurang darah?" ujar pria itu.
"A-aku tidak meminum, maksudku sudah tadi."