Mira memeluk tubuh sahabatnya, ia ingin menunjukkan betapa sayangnya dia pada Lilyana. "Aku akan selalu ada untukmu, kamu tenang saja."
"Kepalaku pusing sekali Mir, bisakah mengantarku ke ruang kesehatan? Aku juga ingin menceritakan sesuatu padamu, aku sudah tidak tahan memendamnya sendirian."
Mira mengangguk lalu menggandeng pergelangan tangan sahabatnya, Lilyana terlihat lemas dan pucat sekali.
Sesampainya di ruang kesehatan, Mira membantu Lilhyana untuk merebahkan tubuhnya. Membuat wanita itu sedikit rileks walaupun kepalanya masih terasa berputar.
"Apa aku bisa mempercayakan rahasiaku padamu? Tidak ada yang tahu tentang ini sebelumnya."
Mira mengangguk yakni, tatapan matanya terlihat sangat tidak sabar menantikan apa yang akan Lilyana ceritakan padanya.
"Jadi?"
***
"Aku akan menceritakan padamu sebuah rahasia besar, aku mohon padamu agar bisa menjaganya. Aku sangat mempercayaimu, dan juga jangan membenci atau pun jijik padaku setelah ini."
