"Kalau anak itu ada, maka akan ada alasan untukmu agar selalu bisa menemuiku," ucap Jovan tegas.
Lilyana menggigit pipinya dari dalam, menahan sakit hati dan emosi karena ucapan Jovan.
"Biarkan aku sendiri yang membunuhnya!" Lilyana mengambil paksa bungkus rokok dan korek api yang berada di kantung celana Jovan. Wanita itu membakar ujungnya lalu menyesapnya serampangan.
"Apa yang ingin coba kamu lakukan hah!" Jovan menyentak tangan Lilyana hingga rokok yang sedang wanita itu hisap terjatuh begitu saja.
"Kenapa? Bukankah kamu maunya begini?" tanya Lilyana.
"Ayo, aku seret kamu ke Dokter!" teriak Jovan.
Lilyana memberontak, wanita itu menggigit lengan tangan Jovan sekeras yang ia bisa hingga meninggalkan bekas giginya di sana.
Wanita itu berlari, melompati pagar pembatas, sudah tidak terpikirkan lagi tentang bayi yang berada di dalam perutnya.
"Kamu ingin membunuhnya kan? Aku akan melakukannya untukmu!" teriak Lilyana sebelum berlari kencang masuk ke dalam kamarnya.