Jovan pulang dari kampus dalam keadaan yang sedikit buruk, pria itu kebingungan saat Lilyana terus mengabaikan pesan dan panggilannya. Ia bahkan tidak merasa memiliki sebuah kesalahan yang besar hari ini, lantas kenapa wanita itu mendiaminya?
"Bisa saja ponselnya rusak seperti kemarin, dia kan memang sedikit ceroboh," kekeh Jovan.
Pria itu membuka pintu utama dan langsung disuguhi pemandangan sang anak dan istrinya tengah membawa sebuah banner bertuliskan "Selamat Papa Jovan, Anak kedua Papa sebentar lagi akan hadir menemui Papa."
Tubuh pria itu menegang kaku, kakinya terasa lemas untuk sekedar melangkah maju. Entah bagaimana caranya ia harus berekspresi, haruskah ia senang atau justru sedih, ia tidak mengerti saat ini.
Langkahnya sedikit gemetar, ia tidak siap jika apa yang dipikirkannya saat ini akan menjadi kenyataan.