"Aku hancur, aku kehilangan duniaku," gumam Reyner tanpa berniat untuk menatap seseorang yang mendengarkan keluhannya.
"Marcel bahkan nggak sudi, makan makanan yang aku buat pakai tanganku. Kehadiranku seperti sebuah ancaman untuk dia, dia membenciku, dia kecewa pada Dady-nya!" ujar Reyner kacau.
Pria itu menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa. Tempat duduk yang tidak lagi semewah dulu. Namun masih layak jika digunakan duduk untuk manusia.
"Celine mana mau sama aku yang udah kayak gini!" gumam Reyner terdengar putus asa.
Shella, wanita yang berbaring di ranjang mulai melirik suaminya, "Bukan perkara hartamu, Celine memang udah nggak sudi lagi lihat wajah kamu. Dia nolak kamu bahkan saat kamu masih banyak harta, dulu. Biarkan saja dia mendaptkan kebahagiaannya, ayo sadar Rey."
Reyner mendecih keras, "Iya, kamu bisa ngomong begitu karena kamu memang nggak bisa lakuin apa pun. Coba kamu bisa, sudah pasti kamu bakalan usik Celine sampai hari ini."
