"Mas..., mau dibikinin teh atau kopi?" tawar Celine setelah masuk ke dalam ruangan suaminya.
Arevan menatap sang istri sekejap, wajah pria itu masih tampak suram. "Nggak perlu, Mom. Momy ke ruangan Marcel aja dulu, biar Papa istirahat sebentar."
Tangan Celine yang awalnya mengusap bahu Arevan langsung dihentikan. Wanita itu menegakkan tubuhnya. "Oh, jadi kehadiranku ganggu? Ya udah, aku ketemu Marcel dulu."
Celine langsung pergi tanpa mengatakan apa pun lagi, tanpa menatap wajah suaminya.
"Haduh, salah ngomong," keluh Arevan.
Pria itu menidurkan kepalanya pada meja kerja. Jika ia mengejar istrinya saat ini, Arevan takut tidak bisa mengontrol emosi.
Tok tok tok!
Ketukan pintu pelan terdengar, yang jelas itu bukan istri atau anak-anaknya.
"Masuk!"
Seorang wanita cantik berusia sekitar dua puluh tujuh tahun masuk dengan membawa secangkir kopi panas. Tidak kalah panas juga dengan penampilannya yang menggunakan baju ketat dan juga rok span kini.