"Ini rumah siapa, Mas?" tanya Celine penasaran, rumah di depannya terlihat sangat besar dan mewah. "Jangan bilang mau ngajakin aku ngerampok?" tuduhnya.
Arevan menyentil hidung Celine dengan sedikit keras. "Sembarangan kalau ngomong tuh!"
"Ayo, ikut masuk!" Arevan menarik tangan Celine untuk ia bawa masuk ke dalam rumah mewah di depan mereka. Sejujurnya Celine sedikit takut, ia sama sekali tidak bisa menebak apa yang akan pria itu lakukan padanya.
Tok tok tok!
Arevan mengetuk pintu dengan santai, seolah pria itu mengenal dekat si pemilik rumah. Tidak perlu menunggu lama, pintu di depannya terbuka.
Wanita tua dengan pakaian sederhana tampak terkejut melihat kedatangan Arevan. "Astaga, Aden!" Tubuh Arevan sedikit oleng saat wanita di hadapannya tiba-tiba memberikan pelukan erat. "Aden, Bibi kangen ...."
Arevan terkekeh, "Arevan juga kangen sama Bibi. Bunda sama ayah, ada?" tanyanya.