Acara di rumah utama Bagasditya telah selesai. Kini, Reyner beserta keluarga kecilnya telah pulang. Mereka semua bersiap untuk istirahat karena besok pagi Reyner harus bekerja dan Marcel juga harus pergi les piano.
Reyner menyusul istrinya berbaring di ranjang yang menjadi saksi betapa panasnya hari mereka akhir-akhir ini.
"Celine, kamu udah tidur, Sayang?" tanya Reyner, pria itu mengusap pelan bahu istrinya.
Celine berbalik, ia menghadap ke arah Reyner dan menatapnya dalam. "Kenapa?" Ia berikan usapan lembut pada rahang lelaki yang belakangan ini menguasai hampir sembilan puluh lima persen hidupnya.
"Kamu nggak mikir aneh-aneh perkara tadi, kan? Kamu percaya aku, kan?" tanya Reyner gelisah.
Dapat Celine lihat, ada ketakutan di mata suaminya.