"Pa..., boleh aku nanya? Ini sedikit aneh, tapi aku penasaran," gumam Jovan. Anak itu sedang menemani ayahnya bermain catur di ruang keluarga.
Arevan menghentikan langkah permainannya. Pria itu mengangguk pelan untuk mengizinkan sang anak untuk menanyakan apa pun yang membuat Jovan penasaran. "Tanya aja, bakalan Papa jawab selama itu mungkin."
"Memangnya bisa, kalau menikah tapi nggak saling mencintai? Papa sama Momy saling mencintai, kan? Terus, kenapa aku sama kakak manggilnya harus papa sama momy? Kenapa nggak dady dan momy atau papa dan mama?" tanya Jovan sembari menatap ayahnya serius.
Arevan meletakkan pion yang sedang ia pengang. "Menikah itu janji, tidak perlu cinta untuk menikah. Tapi, perlu cinta supaya pernikahan itu awet."
