"Kenapa dilukain kayak gini? Punya masalah? Coba ceritain ke aku kalau mau," tawar Marcel.
Viola langsung tertawa mendengarnya. "Bilang aja kamu mau cari bahan buat ngetawain aku."
Marcel menggeleng heran, kenapa wanita di hadapannya ini selalu berpikir negatif. "Terserahmulah, pikiranmu jelek banget soalnya."
Suasana menjadi hening sebentar, sebelum tiba-tiba Viola membuka pembicaraan kembali.
"Tua bangka brengsek itu, dia, dia yang...."
Ucapan Viola terputus, suaranya selama menghilang. Seakan tercekat, wanita itu tidak bisa melanjutkan ucapannya.
Marcel masih menunggu suara Viola untuk melanjutkan. Namun, sang perempuan malah asyik menunduk dan sepertinya tidak berniat melanjutkan ucapannya.
"Kenapa kamu jarang pulang ke rumah?" tanya Marcel untuk melupakan apa yang baru saja mereka bahas.
"Aku nggak punya rumah," jawab sang wanita.
Marcel mengernyitkan keningnya, rumah sebesar itu dia bilang tidak memiliki rumah?