Renata memegangi perutnya yang terasa semakin mulas. Kandungannya sudah berusia sembilan bulan lebih, mungkin saja ini sudah waktunya.
Saat ini ia di rumah sendirian, Cecilia kuliah dan Marcel sekolah. Untuk Hayden sendiri, pria itu berpamitan untuk ke kantor sebentar.
Karena sudah tidak tahan wanita itu terduduk di lantai. Tubuhnya berkeringat saya sakitnya mulai bertambah parah.
Renata mencoba untuk menghubungi Jayden berkali-kali. Namun, pria itu sama sekali tidak menjawab panggilan Renata.
Dapat Renata lihat jika bagian bawahnya mulai basah. Cairan ketubannya sudah pecah dan mengalir di lantai.
"Arhhh, sakit," keluhnya sembari menekan perinya sedikit demi sedikit agar nyeri yang ia rasakan berkurang.
Wajah wanita itu terlihat sangat pucat. Beberapa kali Renata menekan pelipisnya yang terasa semakin berat.
"Hayden! Tolong aku!" teriaknya tak bertenaga.
Renata mencoba merangkak pelan menuju ke arah pintu. Lebih baik ia keluar dan mencari pertolongan.
