Renata keluar dengan tergesa-gesa. Sedikit pun wanita itu tidak menyangka jika akan melihat kejadian seperti itu di apartemen Jayden. Dengan masih menggenggam erat uang lima juta yang ada di tangannya, wanita itu sedikit berlari. Tidak berani kencang karena ia masih ingat jika tengah membawa nyawa lain di perutnya.
Sembari mengusap perutnya yang mulai berisi, wanita itu bergumam sedih. "Maaf, maafin aku ya."
Renata mencoba menghentikan beberapa angkutan umum yang lewat berlalu lalang di depannya, namun tak satu pun yang mau berhenti. Mungkin karena sudah penuh muatannya.
"Ini kenapa pada nyebelin, sih?" Renata tertawa namun sangat kentara jika sedang dibuat-buat.
Beberapa kali ia memejamkan mata karena terasa pusing tiba-tiba. "Apalagi ini? Ini pada janjian mau bikin aku mati di tempat ya?" tawanya miris.
"Hey, kamu tidak apa-apa?" tanya seseorang yang tiba-tiba menyentuh bahu Renata.
Renata refleks menoleh dengan cepat. "Anastasya? Apa di sini?" tanyanya.