Renata berlari kencang, bahkan beberapa kali hampir saja terjatuh. Wanita itu menggedor pintu apartemen Jayden, ia sudah tidak bisa berpikir jernih. Padahal Renata harusnya hafal dengan sandi pintu apartemen yang dulu hampir setiap hari ia kunjungi.
"Jayden, buka!" teriak Renata dengan kedua kepal tangannya memukuli daun pintu.
Setelah gedoran keempat, pintu apartemen terbuka. Jayden kebingungan juga panik dalam waktu yang bersamaan. Ia tidak mengerti kenapa Renata datang dengan raut wajah yang sangat terlihat ketakutan.
"Kamu kenapa?" tanya Jayden ikut panik.
Renata sama sekali tidak menjawab, wanita itu menjatuhkan diri ke pelukan pria yang masih setia berdiri di hadapannya. Sembari sesenggukan, Renata terus mengusalkan wajahnya.
Dengan sabar, Jayden membawa Renata masuk ke dalam kamarnya. Pria itu masih berusaha untuk menenangkan Renata, ia belum berniat untuk menanyainya kembali.
"Aku takut," lirih Renata bercampur dengan suara isak tangisnya.
