"Memangnya siapa kamu?" Peyvitta akhirnya bertanya, karena dia sudah tidak ingin terlalu lama memikirkan sesuatu yang sudah sejak tadi dia pikirkan.
"Saya orang yang pernah hadir di masa lalu kamu."
Deg
Jawaban yang baru saja orang itu ucapkan menggunakan nada yang terdengar begitu datar membuat Peyvitta dengan seketika terdia, terlebih orang itu membahas tentang masa lalu. Bayangannya terbang ke masa lalunya, hanya saja masih ada sebuah tanda tanya yang ada dalam kepala Peyvitta.
"Masa lalu? Siapa?" Saat membahas masa lalu, Peyvitta memang seolah langsung tertuju pada satu nama yang sampai saat ini masih tertinggal di dalam hatinya. Namun, Peyvitta tidak ingin jika dugaannya salah, sehingga dirinya lebih memilih untuk kembali bertanya.
"Yakin kamu tidak ingat siapa saya?" tanya orang itu sambil terus memperhatikan wajah Peyvitta dengan begitu serius.
Terasa begitu berat saat dirinya hendak menganggukkan kepalanya, sepertinya memang hatinya menolak kalau dia menyatakan tidak ingat dengan orang yang ada di hadapannya. "Ya, sepertinya saya tidak ingat siapa kamu."
Tatapan yang orang itu berikan semakin lama semakin intens, bahkan sekarang dia menatap tepat pada manik mata Peyvitta yang terlihat cukup indah saat sedang menyembunyikan sesuatu yang akan jauh lebih baik jika dia ungkapkan secara langsung.
"Yakin? Pey ...."
DEG!
Peyvitta benar-benar terdiam saat orang itu memanggil dirinya dengan panggil yang sangat dia ingat. Peyvitta benar-benar yakin siapa orang yang sekarang tengah berada di hadapannya. Kenapa Peyvitta bisa yakin akan hal ini?
Karena sedari dulu, banyak orang yang dia kenal, hanya dia—orang yang memanggil dirinya dengan panggil 'Pey' kebanyakan orang memanggil Peyvitta dengan panggilan 'Vitt/Vitta'. Bagaimana Peyvitta tidak yakin dengan semua ini?
"Lo ... coba buka masker lo." Sekarang kata ganti Peyvitta berubah dengan sendirinya tanpa dia sadari, karena memang semakin ke sini Peyvitta sudah kesulitan menyembunyikan perasaan yang dia miliki sekarang, terlebih saat dirinya ditatapan dengan tatapan yang penuh dengan sebuah perasaan di dalamnya.
Dengan santai orang itu menganggukkan kepalanya sampai akhirnya dia membuka maskernya dengan perlahan. Wajahnya sekarang sudah sepenuhnya bisa Peyvitta perhatikan, hidungnya memang terpahat dengan begitu mancung, seolah menjadi hiasan yang begitu indah di wajahnya.
"Lo?"
Peyvitta begitu menganga memperhatikan keseluruhan wajah orang itu, memperhatikan bibir yang sekarang tengah mengukirkan sebuah senyuman yang begitu lebar dan juga terlihat begitu manis, Peyvitta benar-benar merindukan senyuman yang sudah lama tidak dia perhatikan.
"Long time no see," ucap orang itu sambil terus memperhatikan Peyvitta yang masih memasang ekspresi yang kebingungan bercampur dengan sebuah perasaan yang tidak percaya kalau ternyata orang yang sedari tadi terasa tidak asing, ternyata memang bukan orang yang asing dalam kehidupannya.
Mereka memang sudah lama tidak bertemu, sekitar 4 tahun lamanya mereka tidak bertemu. Lama waktu mereka tidak bertemu adalah sama dengan lama waktu Peyvitta menempuh pendidikannya setelah selesai lulus dari SMA Permata.
Pertemuan terakhir antara Peyvitta dengan orang itu cukup meninggalkan sebuah kesan yang begitu mendalam di diri keduanya, karena pada saat itu mereka benar-benar mengungkapkan perasaan yang sebelumnya mereka pendam.
Peyvitta memperhatikan orang itu dengan perhatian yang benar-benar mengandung sebuah kesan yang berbeda dari sebelumnya. Ada sebuah perasaan yang timbul saat sekarang dirinya tengah bersama dengan orang yang memang merupakan masa lalunya.
Orang itu menaikkan pandangannya dan ikut memperhatikan orang yang sudah lama tidak dia temui, untuk yang kemarin jangan dihitung. Kenapa?
Karena pada kemarin adalah pertemuan kembali dirinya dan juga Peyvitta secara tidak sengaja setelah sekian lama dirinya tidak bertemu Peyvitta dan juga tidak mendapatkan kabar apa pun tentang Peyvitta.
Tap
Tatapan milik Peyvitta bertemu dengan tatapan dingin milik orang itu. Kedua orang itu sekarang tengah saling memperhatikan satu sama lain. Kedua bola pandangan yang sudah lama tidak bertemu ini seolah tengah memancarkan kerinduan yang masing-masing mereka miliki.
Tatapan lo masih menjadi tatapan yang gue sukai dan akan begitu gue nikmati saat sedang bertemu.
Memang sedari banyak tatapan yang sudah dia temui dari banyak cowok, sampai saat ini tidak ada tatapan yang mampu menggantikan tatapan dingin milik cowok tersebut. Peyvitta benar-benar merasakan sebuah perasaan yang begitu mendalam sekarang.
"Maaf Mas, Mba. Ini makanan dan juga minumannya."
Peyvitta tersadar dari tatapan yang semula tengah begitu serius dengan pikiran yang terbang menuju ke arah orang itu dan juga ke arah masa lalunya.
"Makasih Mba," jawab Peyvitta dengan menggunakan nada yang masih terdengar cukup canggung.
"Sama-sama. Selamat menikmati," ujar pelayan tersebut.
Lidah Peyvitta terasa begitu kelu saat akan berucap. Peyvitta benar-benar mendadak merasa bingung akan apa yang harus dia ucapkan sekarang. Peyvitta menggigit pelan bibir bawah bagian dalamnya.
Siapa orang tersebut? Orang tersebut merupakan anak tunggal dari seorang pengusaha ternama di Kota ini. Dia adalah ... Reynard Dirgantara.
*****
Di sini Peyvitta cukup tanda tanya kenapa sekarang dirinya seolah terlihat seperti orang yang tengah makan malam bersama dengan orang asing, padahal Reynard itu sama sekali bukan orang asing dalam hidupanya.
Kenapa perasaan gue begitu tidak karuan seperti ini?
Reynard menaikkan pandangannya dan mengubah fokus utama pandangannya yang semula fokus pada makanan yang ada di atas piring, menjadi fokus memperhatikan orang yang sekarang tengah memotong makanan yang ada di piringnya.
Peyvitta begitu merasa kalau jantungnya berdetak dengan detakan yang tidak beraturan. Peyvitta menaikkan pandangannya. Alasan yang membuat Peyvitta menaikkan pandangannya, sebab dirinya merasa kalau ada sepasang bola mata yang tengah memperhatikan dirinya.
Tap
Lagi-lagi kedua bola mata Peyvitta bertemu dengan sepasang bola mata milik Reynard yang mana Reynard memang tengah memperhatikan dirinya. Manik mata mereka seolah memancarkan sebuah sinar kerinduan dan perasaan lainnya yang masing-masing mereka miliki.
Peyvitta memejamkan matanya terlebih dahulu dan menarik napasnya dengan begitu dalam. Peyvitta merasa kalau suasana hatinya sekarang menjadi tidak karuan, tapi dirinya tidak tahu apa yang membuat dirinya bisa menjadi seperti ini.
Gue menghindar dari lo, bahkan gue menjauh dari lo, tapi pada akhirnya Semesta kembali mempertemukan gue dengan lo. Apakah Semesta akan membuat apa yang sudah gue sama lo lakukan menjadi kembali terulang?
"Sejauh apa pun lo pergi, kalau lo memang ditakdirkan untuk gue, Tuhan akan kembali mempertemukan kita."
Suara datar dan juga tatapan dingin milik Reynard berhasil masuk ke dalam hati Peyvitta yang membuat Peyvitta merasa begitu lemas dan kesulitan untuk mengendalikan perasaan yang sekarang sedang hatinya rasakan.
Tuhan kembali mempertemukan kita, apakah Tuhan berniat untuk mempersatukan kita?
Tanpa mengucapkan pertanyaan tersebut, Peyvitta benar-benar merasa tanda tanya dengan hal tersebut. Semakin ke sini Peyvitta semakin merasa begitu canggung, karena memang banyak hal yang menghalangi keakraban dirinya dan juga masa lalu yang sekarang berada di hadapannya.