Mereka terus mengitari kota dengan jarak yang tidak bisa dikatakan dekat. Gilang kebingungan dengan ke mana dia akan pergi sekarang, karena jalanannya sudah cukup membingungkan untuk dirinya, tapi sebisa mungkin dia sabar sebab ingat dengan tujuan dari perjalanan ini.
Setelah lama berjalan-jalan yang dia rasa cukup muter-muter, kening Gilang mengernyit saat mulai masuk ke sebuah komplek yang dia ingat kalau semula sudah ada gapura Perumahan.
"Memangnya dia sudah jauh lebih berkelas nyekap anak saya di Perumahan mewah?" tanya Gilang yang merasa kebingungan dengan hal ini.
Orang yang mengemudikan mobil itu tidak memberikan sebuah jawaban, dia hanya terus melajukan mobilnya dengan tidak begitu kencang, karena sudah masuk ke kawasan perumahan dan Gilang juga tahu alasannya.
"Di mana anak saya?" tanya Gilang sambil memperhatikan mereka dengan begitu serius.
"Mari ikut saya ke belakang Pak," ajak orang tersebut.