Pandangan Peyvitta tidak bisa dia alihkan dari pemandangan yang tak sengaja dia lihat. Sebuah pemandangan yang memberikan sebuah efek di hatinya.
Awalnya Peyvitta tengah melangkahkan kaki menuju ke suatu Ruangan untuk mengantarkan dokumen yang sekarang dokumennya tengah dia pegang, tapi dengan posisi yang dibawah, sejajar dengan lututnya, sebab tangan yang memegang dokumen itu terasa lemas.
Bagaimana tidak mendadak lemas saat itu juga, jika pemandangan yang sudah Peyvitta lihat adalah pemandangan orang yang dia sukai, tengah bersama dengan seorang perempuan yang memang sama sekali tidak dia kenali?
Sebenarnya mungkin dia tidak harus cemburu melihat hal ini, tapi apalah daya jika hal itu yang sekarang tengah hatinya rasakan.
Hati adalah organ yang peling peka terhadap perasaan, sehingga tak heran jika pemikiran mengatakan untuk tidak cemburu atau sedih dengan sesuatu hal, tapi hati jauh lebih tahu apa yang sekarang tengah dirasakan.