"Pak, kenapa gadis itu belum kembali?" tanya orang yang semula melajukan mobil ini.
Orang itu merasa aneh dengan Peyvitta yang belum kembali juga dan dirinya tidak ingin disalahkan oleh atasannya kalau nanti ada sebuah hal yang tidak seharusnya terjadi malah terjadi.
Santoso melirik ke arah jam tangannya, waktu yang Peyvitta gunakan sudah cukup lama, sudah seharusnya sekarang Peyvitta kembali. Sekarang Santosa juga mendadak tanda tanya.
"Coba kamu cek," seru Santosa santai.
Mendengar perintah dari Santosa, orang itu dengan santai menganggukkan kepalanya. "Baik Pak," jawab orang tersebut yang kemudian keluar dari mobil.
Dia berjalan ke arah Toilet untuk memastikan alasan kenapa Peyvitta tidak kembali. Sebenarnya dia merasa curiga kalau Peyvitta itu sebenarnya hanya mencari alasan untuk kabur.
Bukan sebuah hal yang aneh saat dirinya merasa curiga, karena dia juga manusia normal yang kemungkinan kalau anak gadisnya berada dalam posisi seperti ini, maka dia akan memilih untuk kabur.
Sopir itu melihat dengan hati-hati satu persatu toilet yang ada di sana dan memastikan tidak ada yang terlewat serta tidak meninggalkan kecurigaan untuk orang yang ada di sana.
"Pak, tidak ada siapa-siapa di Toilet." Sopir itu memberi tahu apa yang sudah dia lihat sekarang melalui sambungan telepon.
Maksud tidak ada siapa-siapa di sini lebih ke arah di mana tidak ada Peyvitta di Toilet, karena kalau orang lain tadi ada 2 orang yang masuk ke Toilet.
"Kurang ajar, cepat kembali!" Nada bicara Santosa cukup menunjukkan kalau dirinya kesal dan juga marah.
Santosa kemudian mencari kontak seseorang dan langsung dia hubungi, beberapa saat Santosa menungga panggilannya diterima oleh orang tersebut.
"Segera datang ke jalan Kencana No.30 dan cari seorang gadis. Nanti saya kirimkan fotonya," ujar Santosa tanpa basa-basi dan langsung menutup panggilan tersebut.
Santoso keluar dari mobil menghampiri anak buahnya yang sekarang tengah berdiri di sekitar mobilnya. "Kalian cari gadis itu, sepertinya dia belum jauh dari area ini." Santosa mempunyai pikiran ke arah sini.
Kamu nakal sekali, awas saja kalau nanti ketemu!
*****
Peyvitta terus melangkahkan kakinya dengan langkah yang cukup cepat, dirinya berusaha sekuat tenaga untuk menjauh dari tempat ini dengan tujuan utama yang sudah jelas, yaitu kabur.
Gue udah cape.
Saat dirinya merasa cape, mendadak Peyvitta teringat akan seseorang. Sambil berjalan, Peyvitta mencari kontak seseorang. Peyvitta menghubungi orang tersebut, tapi tidak membuat Peyvitta menghentikan perjalannya untuk kabur.
"Hallo." Seseorang dari seberang sudah berbicara.
"Sayang, tolong!" Nada bicara Peyvitta benar-benar terdengar seperti orang yang begitu butuh bantuan, kalau Peyvitta tidak butuh, Peyvitta tidak akan sampai menghubungi pacarnya.
"Kenapa? Di mana?" tanya Leo menggunakan nada yang terdengar terdapat sebuah rasa khawatir di dalamnya.
"Jalan Kencana No. 30-an kalau gak salah. Aku lagi lari, aku dikejar sama orang. Tolong!"
Rasanya sudah frustrasi saat dia harus terus-terusan berlari, karena dia sudah merasakan yang namanya lelah. Peyvitta tidak tahu sampai kapan dia akan kuat untuk terus berlari.
"Gue ke sana sekarang, lo lari ke arah mana?" tanya orang tersebut yang nanti bisa lebih memudahkan untuk mencari Peyvitta.
Peyvitta mengedarkan pandangannya sejenak dan kemudian menjawab, "Aku ngambil arah Barat."
"Ok, gue ke sana sekarang."
"Cepet!" teriak Peyvitta yang benar-benar sudah sangat mengharapkan sebuah pertolongan.
*****
"Mau lari ke mana sih kamu?" tanya orang yang sekarang tengah mengejar Peyvitta dalam jarak yang sudah cukup dekat.
"Bukan urusan lo semua!" ketus Peyvitta dengan begitu keras.
"Sekarang kembali ikut bersama dengan kita!" ajak orang tersebut dengan nada bicara yang begitu tinggi.
"Gak! Gue gak mau!" bentak Peyvitta. Sekarang Peyvitta sudah dikelilingi oleh anak buah Pak Santosa.
"Cepat atau kita paksa kamu untuk kembali, tapi Pak Bos akan marah kalau sampai kita memaksa kamu."
Dengan penuh kejujuran orang tersebut memberi tahu Peyvitta kalau Santosa akan marah saat mereka memaksa Peyvitta.
"Makanya jangan ganggu gue! Gue gak mau ikut sama lo!" ketus Peyvitta. Sampai kapan pun Peyvitta tidak akan mengatakan bahwa dirinya ingin ikut bersama dengan mereka.
"Paksa dia untuk kembali ke mobil," ujar Santosa dari balik sambungan telepon, sebenarnya sedari tadi mereka tengah melakukan panggilan suara.
"Baik Pak," jawab orang tersebut yang kemudian langsung berjalan mendekat dan memegangi Peyvitta secara paksa. Mereka dua orang yang berusaha untuk memegangi bagian kiri dan kanan tubuh Peyvitta.
"Lepasin gue!" berontak Peyvitta sambil berusaha untuk melepaskan dirinya.
"Nanti saya lepaskan saat kamu sudah masuk ke mobil," jawab orang itu sambil tersenyum penuh dengan kepuasan.
"Gak! Gue gak mau!" tolak Peyvitta.
"Banyak omong."
Mereka hendak memaksa Peyvitta untuk ke mobil, tapi Peyvitta malah terus menolak sampai akhirnya mereka berkelahi.
Peyvitta sebenarnya tidak yakin kalau dirinya bisa mengalahkan Peyvitta, tapi dirinya hanya berniat untuk mengulur waktu.
Leo, cepet ke sini. Gue butuh lo ....
Apakah Leo akan datang tepat waktu atau Peyvitta akan bersama dengan Santosa yang pada akhirnya seperti yang sudah Pelvetta ucapkan, yaitu menjadi Mamah muda?