Peyvitta menengadahkan pandangannya dengan tatapan yang kosong, sebab isinya sudah dia alihkan pada pikirannya. Isi pikirannya sekarang benar-benar penuh.
Kalau dipikir-pikir, hidup gue rumit amat sih?
Gue harus terpaksa dekat dengan orang yang sama sekali tidak gue sukai, terus sekarang gue didekatkan dengan orang yang gue sendiri tidak memiliki rasa pada dirinya, padahal gue kan udah punya cowok?
Semuanya terasa begitu rumit untuk Peyvittaa, karena semua ini melibatkan banyak hati di dalamnya. Peyvitta tidak ingin menyakiti orang lain, karena dia juga tidak ingin disakiti.
Gimana kehidupan gue selanjutnya ya?
Hem, bingung sendiri gue. Ya Tuhan, semoga kehidupan hamba-Mu ini tidak menjadi jauh lebih rumit lagi. Semoga semuanya kembali berjalan dengan cukup normal.
Kehidupan Peyvitta memang menjadi begitu Rumit.
Eh—lebih tepatnya adalah kehidupan asmara Peyvitta.
Semua ini terjadi, karena keegoisan orang tuanya yang begitu mengejar harta sampai anaknya sendiri mereka korbankan.
Kenapa harta harus menjadi incaran, padahal kebahagiaan bisa saja didapatkan dengan simple, meski tidak menjadikan harta sebagai titik kejar atau titik akhirnya dari semuanya?
Kehidupan Peyvitta sudah seperti itu, lalu bagaimana kalau sampai cowok masa lalunya menaruhkan kisah lagi di kehidupan Peyvitta?
Ada sebuah kemungkinan kalau hal itu akan terjadi, terlebih saat Peyvitta bersama dengan masa lalunya, seolah ada sebuah rasa yang sulit untuk Peyvitta jelaskan.
Akan seperti apa kisah Peyvitta saat terjebak dalam sebuah hubungan yang membingungkan ini?
Dering telepon terdengar dengan begitu jelas di telinga Peyvitta. Seperti biasanya Peyvitta menerima sambungan telepon tersebut dan menanyakan tujuan dari orang tersebut menghubunginya.
"Nanti malam kamu ke Rumah. Dandan yang cantik dan pake dress," ucap Neli dengan begitu serius dari sambungan telepon.
Kening Peyvitta dengan seketika mengernyit. "Mau ngapain?"
Peyvitta malah langsung curiga saat mendengar nada bicara yang Neli pakai, pikirannya langsung tertuju pada pria yang menginginkan mempunyai hubunngan ke jenjang pernikahan dengannya.
"Turuti saja, nanti kamu tahu sendiri apa yang akan terjadi." Neli malas menjelaskan apa yang nantinya akan terjadi.
Dengan penuh rasa malas, Peyvitta menghela napasnya sambil menetralkan perasaannya. "Hm, ya udah deh." Akhirnya Peyvitta memilih untuk mengalah dan tidak memperpanjang pertanyaan yang sudah dirinya ajukan tadi.
"Ya," jawab Neli. Setelah itu sambungan langsung terputus.
Apakah gue akan kembali bertemu dengan Pak Santoso?
Hm, sangat tidak ingin jika gue harus kembali bertemu dengan pria itu.
Rasanya kalau harus dibandingkan, Peyvitta jauh lebih memilih untuk bertemu dengan Bima, dibandingkan dengan bertemu dengan Santosa.
Peyvitta bukan perempuan yang tertarik dan juga berminat untuk menjalin hubungan dengan seorang sugar daddy.
Laki-laki atau kriteria pasangan bagi Peyvitta adalah orang yang umurnya tidak jauh dengannya. Peyvitta ingin punya pasangan yang sebaya atau lebih tua juga dalam batas yang normal.
*****
"Senang bertemu dengan kamu lagi," ucap Santosa saat Peyvitta baru saja melangkahkan kakinya memasuki area Rumah kedua orang tuanya.
Deg
Kenapa gue harus bertemu dengan dia lagi si? Ya Tuhan.
Peyvitta hanya mengukirkan senyumannya kikuk. Perasaan yang sekarang Peyvitta rasakan jauh berbeda dengan apa yang baru saja Santosa ucapkan.
Sama sekali tidak ada sebuah perasaan senang dalam diri Peyvitta saat sekarang dia kembali bertemu dengan Santosa.
Hidupnya terasa jauh lebih senang saat dirinya tidak diganggung oleh kehadiran dan juga pemaksaan dari Santosa.
Peyvitta tenang menjalani kehidupannya seperti layaknya perempuan biasa yang bersama dengan laki-laki yang dia sayang.
Bukan bersama dengan laki-laki yang dijodohkan oleh kedua orang tuanya. Sepertinya ada sebuah perasaan setuju atau apalah itu yang jelas tidak terlalu terpaksa kalau alasan kenapa orang tuanya menjodohkan dia dengan Santosa bukan sebab harta.
Memang banyak orang yang ingin hidup bergelimang harta, tapi jika caranya dia harus bersama dengan pria yang sama sekali tidak dia cintai, maka Peyvitta tidak ingin melakukannya, terlebih Leo juga bukan orang biasa.
Di sini bukan berarti alasan Peyvitta menerima Leo, sebab Leo berasal dari keluarga yang serba ada, hanya saja kalau membicarakan masalah harta, Peyvitta sudah tahu bahwa Leo juga berasal dari keluarga yang serba ada.
Tidak perlu menjodohkan Peyvitta bersama dengan pria yang berumur agar Peyvitta bisa hidup dengan penuh kesenangan sebab tercukupi kebutuhan yang melibatkan materi, karena dengan bersama Leo saja kebutuhan Peyvitta rasanya akan terpenuhi.
"Bagaimana untuk merayakan kembali pertemuan kita, kita dinner?"
Dengan enteng Santosa berucap seperti ini sambil memperhatikan Peyvitta dengan begitu fokus dari ujung kepala sampai ke ujung kaki.
Kenapa gue harus terjebak dalam posisi yang seperti ini lagi?
Peyvitta menarik napasnya dengan begitu dalam dan kemudian dia hembuskan dengan begitu kasar, terasa begitu berat untuk menerima semua ini.