Setelah kedua orang tuanya pergi, sekarang Peyvitta tengah berusaha untuk menghubungi seseorang. Kecemasannya semakin lama semakin bertambah, apalagi saat panggilannya tidak kunjung diterima.
Rasa sakit yang ada di hatinya akibat mendengar kalimat demi kalimat dari orang tuanya berusaha untuk dia abaikan, karena sekarang dia merasa khawatir akan keberadaan kembarannya.
"Hallo," ucap Peyvitta dengan seketika saat dia mengetahui kalau Pelvetta sudah menerima panggilannya.
Orang di seberang sana terdiam terlebih dahulu, sebelum pada akhirnya dia berucap, "Apa?" Nada bicara Pelvetta begitu datar.
"Lo di mana?" Pertanyaan ini yang langsung Peyvitta lontarkan, karena memang hal ini yang Peyvitta ingin ketahui.
Mendengar pertanyaan dari kembarannya, membuat Pelvetta tertawa kecil. "Lo tanya ini, karena Nyokap nanyain keberadaan gue sama lo kan?"