Acara sekarang berlangsung dengan begitu meriah. Banyak tamu yang hadir di acara sekarang juga tidak membuat banyak orang merasakan yang namanya bosan terus berada di tempat ini.
Mereka begitu menikmatinya, terlebih makanan yang disajikan juga bisa mencukupi jumlah tamu yang datang ke acara ini, sehingga mereka bisa dengan santai kapan saja mengambil makanan tanpa takut kalau orang lain tidak akan kebagian makanan.
Setelah beberapa saat dirinya memilih untuk terus duduk sambil menyaksikan mereka yang sedang tampil mengisi acara, Peyvitta mendadak merasakan sesuatu.
Peyvitta melirik ke arah di mana Bima berada. "Saya ke belakang sebentar," izin Peyvitta pada Bima.
Sekarang Peyvitta merasa begitu sadar dan juga ingat kalau dirinya ke sini bersama dengan Bima, cukup tidak sopan kalau dirinya harus langsung nyelonong pergi ke Belakang dan mengabaikan Bima.
Bima melirik ke arah dari mana dia mendengar suara Peyvitta yang meminta izin. Tidak berpikir dengan lama, Bima menganggukkan kepalanyaa.
"Jangan kabur," peringat Bima dengan nada yang begitu serius sambil menatap fokus Peyvitta yang baru saja sudah berdiri setelah melihat dirinya yang menganggukkan kepala.
Peyvitta yang semula hendak melangkah menjadi mengurungikan niatnya, Peyvitta berbalik dan kemudian menatap laki-laki yang sekarang tengah duduk santai sambil memperhatikan dirinya dengan tatapan yang seolah serius dengan apa yang sudah dia ucapkan tadi.
"Saya jadi mendadak teringat," ujar Peyvitta sambil mengukirkan senyumannya kecil. Senyuman yang baru saja Peyvitta ukirkan terlihat begitu mencurigakan.
Melihat ekspresi Peyvitta yang seperti ini, membuat Bima kebingungan sambil memikirkan apa yang Peyvitta maksud dalam kalimatnya yang mengatakan kalau dirinya mendadak teringat akan sesuatu.
"Apa?" Bima kebingungan dengan hal apa yang mendadak Peyvitta ingat.
"Sebelumnya saya tidak berniat untuk kabur, tapi setelah Bapak melarang saya untuk kabur, saya menjadi teringat untuk kabur dari Bapak." Dengan penuh kejujuran Peyvitta memberi tahu Bima akan hal yang memang mendadak muncul dalam ingatannya.
Cara Bima menatap Peyvitta berubah penuh dengan sebuah keseriusan. "Silakan kabur, tapi jangan salakan saya jika next time semakin banyak orang yang menjaga kamu." Kalimat ini sebenarnya berisikan sebuah ancaman.
"Bisanya ngancam, gak lucu!" ketus Peyvitta yang memang merasa tidak suka dengan sikap Bima yang berubah menjeadi seperti ini.
Jujur saja sedari tadi Peyvitta enjoy saja menikmati pesta ini, karena memang sikap Bima pada dirinya tidak seaneh Santosa pada dirinya, bahkan Bima masih terbilang bersikap cukup normal. Cukup santai dia bersama dengan Bima.
"Terserah," acuh Bima. Sama sekali Bima tidak memedulikan pandangan Peyvitta terhadapnya setelah dia mengatakan hal tersebut.
Memang di sini Bima ada salahnya, di mana dia malah melarang Peyvitta untuk kabur, padahal sama sekali Peyvitta tidak memiliki rencana untuk kabur dari Bima.
Dengan santai Peyvitta menggelengkan kepalanya dan kemudian beucap dengan santai, "Gak kok, untuk kali ini saya hanya ingin pergi ke belakang."
Sekarang Peyvitta yang memilih untuk menurunkan ego-nya, karena memang malam ini dia benar-benar tidak ingin bertingkah yang aneh-anah, selagi Bima tidak melakukan hal yang aneh pada dirinya.
Dari cara Peyvitta merespons, Bima percaya dengan apa yang sudah Peyvitta ucapkan. "Silakan." Bima malas berdebat dengan Peyvitta, karena memang bukan sebuah hal yang rugi besar kalau sekarang Peyvitta memilih untuk kabur.
Sekarang Peyvitta benar-benar melangkahkan kakinya. Peyvitta bukan berniat untuk ke Toilet, melainkan untuk menuju ke Taman belakang. Ada sesuatu hal yang ingin Peyvitta lakukan sekarang.
Ribet banget sih jadi cowok, gue cuma pengen ke belakang juga.
Peyvitta menggerutu tidak jelas saat di tengah perjalanan. Setelah sampai di tempat yang terbilang cukup sepi, Peyvitta mengambil handphone-nya dan kemudian mencari nama seseorang untuk dia hubungi.
"Ada apa?" tanya orang dari seberang telepon. Nada bicara yang orang itu gunakan saat bertanya terdengar cukup khawatir.
Pikiran orang itu langsung terbang melayang saat Peyvitta mendadak menghubunginya, terlebih semula dia mengatakan kalau sampai terjadi sesuatu maka Peyvitta harus menghubunginya. Tidak heran jika sekarang orang itu merasa khawatir.
Peyvitta tersenyum kecil. Di sini Peyvitta bisa mengerti akan alasan yang membuat cowoknya berbicara dengan nada seperti orang yang khawatir. "Gak ada apa-apa, aku cuma mau menghubungi kamu."
"Bener gak ada apa-apa?" tanya Leo lagi yang masih merasa kurang yakin dengan semua ini.
"Gak ada, kamu gimana sama anak-anak itu?"
Alasan yang membuat Peyvitta ingin ke belakang tadi, sebab Peyvitta mendadak teringat akan apa yang sudah terjadi tadi antara Leo dan juga anak-anak yang katanya adalah musuhnya.
"Gak papa, mereka gak datang malam ini."
Leo mengatakan hal yang sebenarnya, di mana mereka yang semula sudah dirinya suruh untuk datang ke Basecamp-nya, pada akhirnya tidak ada satu pun yang datang dan menemuinya.
Ada sebuah ketenangan yang Peyvitta rasakan, itu berarti tidak ada sebuah kemungkinan kalau dua geng tersebut akan beradu mulut yang pada akhirnya besar kemungkinan untuk beradu tonjok.
"Oh, ya udah deh kalau gitu."
"Lagi di mana?" Leo merasa penasaran akan di mana Peyvitta berada sekarang, sampai Peyvitta bisa menghubunginya.
"Di acara ulang tahun." Sama sekali tidak ada niat untuk berbohong, Peyvitta menjawab dengan penuh kejujuran.
Lagi pula kalau dirinya berbohong di mana dia berada sekarang, dirinya tidak akan mendapatkan sebuah keuntungan apa pun, sehingga kejujuran memang jauh lebih baik.
"Oh."
"Ya, tenang aja. Kali ini ramai kok, kamu gak perlu terlalu khawatir sama aku." Memang rasanya cukup tidak mungkin jika Bima akan melakukan hal yang tidak sewajarnya di tempat yang seramai ini.
"Ya." Leo juga paham dengan alasan yang membuat Peyvitta menjelaskan hal tersebut.
"Ya udah ya, bye-bye."
Tidak berlama-lama bertelepon dengan Leo, karena Peyvitta tidak mau membuat Bima tanda tanya kenapa dirinya begitu lama pergi meninggalkannya.
Jika dirinya tidak pandai membagi waktu, maka ada sebuah kemungkinan dirinya akan mendapatkan sebuah masalah yang sudah jelas berasal dari Bima yang dia tinggalkan cukup lama.
"Inget, kalau ada apa-apa hubungi gue."
Leo sangat tidak ingin kalau ada sesuatu hal yang terjadi pada pacarnya, sehingga dirinya sangat begitu ingin mendapatkan sebuah kabar akan keadaan atau apa yang akan Peyvitta lakukan.
Apakah alasan yang membuat Leo seperti ini, karena Leo benar-benar menyayangi Peyvitta, sehingga tidak ingin kalau orang yang dia sayang kenapa-kenapa.
"Siap Pak Boss," jawab Peyvitta sambil diiringi dengan tawaan di ujung kalimatnya. Peyvitta sudah tahu bagaimana karakter dari pacarnya.
"Ya."
Sambungan terputus dan Peyvitta kemudian melangkahkan kakinya untuk kembali ke tempat di mana dia meninggalkan Bima.
Saat kembali ke tempat itu, Peyvitta cukup terdiam saat melihat ada sesuatu yang cukup tidak dia sukai.
Apa yang Peyvitta lihat?