"Jangan konyol Ilona! Aku sudah menunggumu terlalu lama, dan ... ketika kamu tidak ada kemarin hari, aku rasanya sudah pantas untuk disebut sebagai orang gila." Delvin berkata dengan jujur. Ia menangkup pipi Ilona dengan kedua tangannya, sedangkan wajahnya berdekatan hingga kening mereka saling bersentuhan. "Jangan pernah mengatakan hal itu lagi, ya. Kita sekarang kembali membangun hubungan ini dari awal lagi, janji berjuang bersama ya."
Menatap mata cokelat terang itu dengan jarak yang cukup dekat seperti ini, sudah cukup mampu membuat hatinya berdebar kencang.
Ilona terdiam dan mendadak menjadi orang yang bisu.
Delvin membelai lembut pipi Ilona yang ditangkup oleh kedua tangannya ini. Bibirnya mengulas senyum manis, yang mampu membuat siapa pun jatuh cinta dibuatnya.