Ilona terkesiap saat mendengar pertanyaan dari Lavanya barusan. Ia tidak menyangka jika itu adalah kalimat yang harus didengarnya sekarang, dan lagi oleh orang yang baru saja dikenalnya sekarang ini.
"Kenapa kamu malah bertanya seperti itu?" Ilona balik bertanya pada Lavanya, dengan kening yang sedikit berkerut.
Tidak habis pikir, itu yang ada di dalam benak Ilona. Bahkan, untuk mengenal wanita yang tengah duduk di sampingnya saja, ia sama sekali tidak tahu.
Lavanya terkekeh pelan. Ia kemudian menelisik dengan pandangan tajam pada Ilona, lalu bingungnya terangkat untuk mulai mencibir.
"Wanita seperti ini ternyata yang Delvin sukai," batin Lavanya yang begitu meremehkan Ilona. "Anggap saja itu hanya omong kosong, tidak perlu diambil hati."
Ilona mengedikkan bahu dan memilih untuk kembali melanjutkan makanannya saja. Bertanya pada Lavanya hanya akan membuang-buang waktu saja, dan itu sangat merugikan.