Lelaki yang telah memandang Ilona dari kejauhan, akhirnya menoleh ke belakang. Ia terkejut saat melihat Kenzi berdiri tidak jauh dari sisinya, dengan bahu sedikit terangkat naik.
"Eh, Kenzi ... maaf-maaf," kata Revan, yang merasa bersalah saat melihat Kenzi berada tepat di belakangnya.
Kenzi tertawa renyah. "Tidak perlu mengucapkan kata maaf lagi, kamu tidak bersalah juga. Oh iya, hati manusia tidak seterusnya sama, bisa jadi akan berubah. Siapa yang tahu?"
Revan bingung dengan apa yang dikatakan oleh Kenzi barusan. Apa itu sebuah lampu hijau, ataukah apa?
Saat Revan hendak mengeluarkan suara, Kenzi berbalik badan dan pergi menjauh. Iya hanya ingin mengatakan itu saja, tidak ada yang lain.
"Loh, main selonong pergi begitu saja orangnya," gumam Revan, sembari menggeleng pelan. Ia memilih untuk masuk ke dalam kamarnya, dan menganggap semua yang tadi dilihatnya itu tidak pernah terjadi.