Revan tersenyum dan mengambil kursi untuk bisa duduk berhadapan dengan Ilona. Ia menatap intens, dan mengangguk semangat. "Tentu saja kamu bisa berjalan normal kembali seperti dulu, tenang saja! Semua ini hanya memerlukan waktu, dan tentu saja kamu tidak boleh patah semangat."
"Iya, benar juga, Dok. Aku memang tidak boleh patah semangat dan harus optimis," tekad Ilona, seraya mendongakkann wajahnya ke atas dan melihat birunya langit.
Revan terkekeh pelan dan mengamati Ilona yang menurutnya sangat cantik. Bukan hanya itu saja, sikapnya ini mampu membuat siapa pun meleleh, tapi ia sendiri harus ingat jika keberadaannya di sini tidak lebih sebatas seorang dokter terapi saja.
Menggeleng pelan untuk menepis semua pikiran yang mulai ngawur saja.
"Dok, apa ada masalah?"
Revan langsung mendelik dan menatap Ilona yang tengah bertanya pada dirinya. "Tidak ada. Apa kamu melihatku ada masalah?"
"Entahlah, kita lupakan saja."
"Baiklah!"
