Ilona dengan sabar menunggu jawaban yang akan keluar dari mulut Kenzo. Ia yakin jika sang kakak akan memberikan sebaris kalimat yang mampu untuk mendamaikan hatinya, akan tentang bayangan seorang Delvin.
Kenzo diam sudah cukup lama, hingga Ilona kembali mengeluarkan suaranya.
"Kak!"
"Eh, iya Dek. Apa kamu membutuhkan sesuatu?"
Ilona mengangguk cepat. "Kak, tolong kasih tahu sama Ilo, siapa itu Delvin? Dan apa ada hubungannya dengan masa lalu Ilo? Katakan saja, karena aku sendiri ingin mendengarnya."
Kenzo menghela napas panjang. Ia tidak bisa menjawab apa pun sekarang ini, karena terlalu riskan. Mengenai ingatan adiknya yang belum begitu pulih, takutnya jika akan membahayakan nyawa--sesuai dengan apa yang dikatakan oleh dokter.
"Dek, untuk beberapa hal Kakak sendiri tidak bisa menjawab. Kamu ... hanya bisa meyakini apa yang hati telah rasakan, selebihnya tidak ada jawaban yang valid," ungkap Kenzo dengan anggukan mantap untuk meyakinkan Ilona.