Beberapa waktu kemudian, Kenzi datang ke ruang bersalin dan melihat para wanita berkumpul semuanya di sana. Ia menggeleng heran, dan menghampiri istrinya yang terlihat begitu cantik juga memukau.
Duduk di sebelah Lavanya. "Sayang, keluarga mempelai lelaki sudah datang, kita harus menyambutnya," ucap Kenzi, membawakan informasi terpenting dari acara ini.
Lavanya melirik ke arah Kenzi, dengan kening mengernyit. "Kenapa kamu malah datang ke sini sih, Yang? Kalau mereka semua sudah datang, ya harusnya kamu ada di sana untuk menyambutnya."
Kenzi menarik napas panjang, dengan kepala miringnya. "Aku kan rindu sama istri cantikku ini."
"Sayang, untuk sekarang bukan waktunya menggodaku, ya," ujar Lavanya, dengan wajah sangat datar.
Kenzi mendengkus kesal. Ia kemudian beranjak dari duduknya, dan berlalu pergi begitu saja. Memang benar sih, ini adalah bukan waktu dirinya menggombal seperti itu, sedangkan suasana di rumahnya sangat tegang sekali.