Agung menatap Nikita sangat serius, dan bahkan hampir menahan napasnya sebab penasaran dengan apa permintaan pada terakhir kali mereka bertemu ini. Ia juga sangat waspada, dan berjaga-jaga dengan wanita licik yang ada di hadapannya ini.
Tentu saja, segala kemungkinan buruk bisa terjadi kapan pun itu. Dan Agung, semakin waspada kala teringat akan hal tersebut.
"Sudah cukup lama Nikita, aku diam untuk mendengarkan permintaan kamu itu, tapi tidak ada apa pun yang kamu katakan." Agung merasa benar-benar jenuh saat mendapati Nikita hanya menatap wajahnya saja, terus menerus. Tanpa mengatakan satu kata pun yang keluar dari mulutnya tersebut.
Nikita tersenyum, seraya mengulurkan tangannya. "Mana amplop yang berisikan surat perceraian kita? Aku akan mendatanganinya," titah Nikita, yang memang akan memberikan tanda tangan, agar mereka berpisah nantinya.