Lavanya dan Kenzi masih mengikuti ke mana perginya arah mobil milik kakaknya tersebut. Hingga, mereka tiba pada sebuah tempat pemakaman umum yang sangat asri dan sejuk, sangat nyaman.
Namun, sayangnya ini adalah tempat pemakaman.
"Sayang, apa Kak Kenzo sering untuk datang ke sini? Menemui mantan kekasihnya?" Lavanya bertanya, sembari menoleh ke arah suaminya yang sedang fokus memarkirkan kendaraan ini.
Kenzi menggeleng pelan. "Nyatanya ini kali kedua Kakak datang ke sini. Sebelumnya, dia tidak bisa menerima kematian kekasihnya, tapi saat rencana pernikahan kita ... dia mulai bisa menerima semuanya."
"Apa dia sangat cantik? Sampai-sampai Kakak kamu itu tidak bisa menerima tentang kepergiannya, dan aku selalu melihat selama ini ... dia terlalu sibuk juga dengan pekerjaan. Apa itu cara pelampiasan yang dilakukan olehnya?"